Menguatkan Hati  

Posted by lakaransakinah in

Di dalam keluarga, pasangan hidup senantiasa saling menguatkan hati. Bila suami sedang bersedih maka tugas istri untuk menguatkan hati suami, demikian juga sebaliknya. Pernah ada seorang ibu yang menuturkan bahwa disaat suaminya memiliki jabatan di kantornya sehingga kondisi keuangan keluarga baik dan tidak kekurangan. Namun belakangan ini suaminya bercerita kalo dia mendengar desas desus dirinya segera dipindahtugaskan bahkan ada kemungkinan akan dirumahkan, hal inilah yang membuatnya uring-uringan terus. Sampai istri sudah berusaha menghibur dengan mengatakan bahwa semua itu adalah bagian dari resiko pekerjaannya. Namun semakin hari sepertinya suami semakin tambah stress. Bahkan istri juga ikut-ikutan tegang karena setiap pulang kantor selalu bertanya-tanya apalagi yang akan menjadi obyek kemarahannya, 'Mas Agus, bagaimana saya harus bersikap untuk menghibur suami agar tidak selalu uring-uringan?'

Siang itu di Rumah Amalia saya menjelaskan padanya bahwa tugas kita senantiasa mendampingi pasangan hidup kita dalam suka maupun duka, menjadi penghibur suami ketika bersusah hati dan menjadi penopang suami ketika sedang limbung atau merasa kehilangan kepercayaan diri. Reaksi suaminya yang sering uring-uringan merupakan reaksi yang sangat manusiawi karena siapapun yang menghadapi ancaman kehilangan jabatan atau PHK cukup memberikan tekanan yang berat pada suami sekaligus seorang ayah yang bertanggungjawab terhadap keluarganya. Rasa tanggungjawab itulah yang memberikan tekanan psikologis yang berat bagi dirinya sehingga bila istri menghibur dengan tutur kata yang lembut masih dirasa belum cukup maka cobalah dengan tindakan seperti berhemat atau sudah mulai dengan berpikir mencari alternatif usaha mandiri atau berwirausaha sebab dengan cara ini menjadi kegiatan yang bisa menghibur suami bahwa masa depan dan rizki yang mengatur Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ketakutan akan kehilangan pekerjaan tentu saja akan berimbas pada semua anggota keluarga, tentu saja perlu didiskusikan bersama dengan suami dan harus diingat jika suami sedang sensitif, bila tidak bijak mengkomunikasikan tentunya malah hanya menimbulkan pertengkaran maka istri harus menjadi tegar dalam menerima kemungkinan yang terburuk suami bila sampai dirumahkan dari kantor tempatnya bekerja. Jadikanlah kondisi yang dialami ini sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak bersyukur atas semua nikmat dan anugerahNya dengan lebih giat melaksanakan sholat fardhu dengan tepat waktu. Mengajak suami dan anak-anak agar sabar & ikhlas menerima ketetapan Allah bahwa apapun yang terjadi, Allah senantiasa memiliki rencana yang terindah bagi keluarganya sehingga kebahagiaan dan ketenteraman hadir ditengah keluarga ketika dilanda guncangan hidup yang hebat.

Wassalam






This entry was posted on Monday, April 18, 2011 at 5:06 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Post a Comment