Kesejukan Hati  

Posted by lakaransakinah in

Pada suatu hari ada pengendara sepeda motor yang berboncengan dengan temannya karena terlihat seorang ibu yang menggendong bayinya sedang menyeberang pengendara motor itu mengerem laju motornya. Ternyata dibelakangnya ada bus angkutan kota, Tak pelak lagi, kondektur bus itu turun dan memarahi habis-habisan sang pengendara motor. Setelah kondektur itu memaki-maki, dia berlalu begitu saja. Temannya yang membonceng begitu sangat geramnya sampai mengatakan, 'kenapa engkau tak biarkan aku menghajar kenek itu?'

'Oh, tidak perlu,' jawab pengendara motor itu, 'Jika dia bisa bertahan menghadapi dirinya dengan sikap seperti itu seumur hidupnya, saya yakin, saya bisa menghadapi sikap dirinya seperti itu selama tiga menit saja.'

Teman, akhir-akhir ini orang gampang tersulut marah, di jalanan, di koran, televisi, mudah sekali menyulut kemarahan, bahkan didalam kehidupan sehari-hari kita mudah jumpai hanya perkara sepele bisa membakar sumbu yang meledakkan semua orang dengan kemarahan. Sudah sepatutnya kita sebagai orang yang beriman untuk menjaga sejukkan suasana yang sedang tidak kondusif ini. Yuk, kita ciptakan kesejukan untuk orang-orang disekeliling kita dengan ucapan yang baik dan membangun.

Wassalam,

Selamat Dari Hempasan Badai  

Posted by lakaransakinah in

Di dalam kehidupan rumah tangga selalu saja datang badai yang menghempas, Kekokohan dalam rumah tangga menjadi penting dalam menahan hempasan badai. Pernah ada seorang Ibu yang bersilaturahmi di Rumah Amalia bertutur bahwa pernikahannya yang sudah berlangsung sepuluh tahun, tiba-tiba suaminya bertingkah laku aneh, hampir setiap hari menelponnya justru disaat dirinya sedang dikantor, suaminya mengeluh dan menuduh sang istri tidak setia. Waktu berkenalan dulu memang suami tipe pecemburu, tentu saja cemburu itu menghilang ketika mereka sudah menikah, namun perkembangan akhir2 ini suaminya bilang tidak benar2 mencintainya, terkadang menelpon meminta doanya agar dia supaya tenang karena bila teringat sikap istrinya timbul marah lagi.

Suaminya juga suka menuduh bahwa dirinya sombong karena kariernya dikantor menanjak terus sedangkan usahanya tidak maju-maju. Padahal dia tidak pernah merendahkan suaminya. Hal seperti itulah timbul pertengkaran karena kemarahan yang sudah tidak bisa terkendalikan. Beliau merasa sudah tidak tahan hidup dalam rumah tangga seperti itu namun didalam lubuk hatinya tidak mau bercerai. 'Apa yang suami saya sedang alami Mas Agus? Bagaimana saya harus bersikap padanya?' tutur beliau dengan isak & tangis. Airmatanya mengalir begitu saja.

Saya kemudian menjelaskan kepada beliau setiap masalah, kita tidak membutuhkan kambing hitam namun kita membutuhkan penyelamat. Setiap masalah apapun datanglah kpd Allah & hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan agar keluarga kita tetap kokoh ditengah hempasan badai. 'Maukah ibu menyelamatkan suami dari keterpurukan?' Walaupun ragu, ibu itu berdoa. Dirinya memohon agar Allah berkenan menyejukkan hati suami yang dicintainya. Allah menjawab doanya. Beberapa hari kemudian komunikasi dirinya & suaminya mencair, sekalipun tidak mudah tetapi tidak ada lagi tutur kata saling menyerang bahkan suaminya mengajak untuk sholat berjamaah. Anak-anak juga merasakan kesejukan di dalam rumah. Sejak itu rumah tangga mereka berubah, kesabaran sang ibu membuahkan hasil. Ibu bersama, anak-anak & suami akhirnya lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Cinta yang tulus membutuhkan pengorbanan untuk mengokohkan rumah tangganya dari hempasan badai. Subhanallah.

Wassalam,

Sayang Ayah  

Posted by lakaransakinah in

Ada seorang ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaannya dikantor, terkadang membuatnya jarang berkumpul & bermain bersama istri & sang buah hatinya. Suatu hari dia berkata pada anaknya, 'Nak, nanti hari sabtu, kita jalan-jalan ke taman yuk..!' Janji itu dipegang erat2 oleh anak perempuannya, setiap hari dia menghitung hari, dia berharap agar akhir pekan segera tiba, waktu seolah berjalan lambat. Setiap hari sang anak bertanya pada ibunya, 'Ma, hari ini hari apa? Kok akhir pekannya nggak nyampe2 ya ma?'

Tibalah hari diakhir pekan, anaknya bangun pagi, sikat gigi, mandi & sarapan, dia sudah terlihat manis pagi itu. dia menunggu didepan pintu kamar ayahnya. Ketika ayahnya keluar dari kamar, anak itu segera berlari menyambut ayahnya dan berkata, 'ayah, hari ini jadikan kita ke taman?' Sang Ayah menganggukkan kepala. dia berlari riang gembira, melompat-lompat sambil berteriak, 'Yess!' Tidak lama kemudian HP sang ayah berbunyi dan dia mendengar ayahnya berkata, 'Maaf Pak, saya tidak bisa ke kantor hari ini karena saya sudah berjanji mengajak anak saya jalan-jalan.'

Anaknya tahu bahwa ayahnya lebih mengutamakan janjinya untuk jalan2 ke taman dengan dirinya daripada harus ke kantor. Kegembiraan begitu sangat meluap, ciuman kecil mendarat dipipi ayahnya sambil membisikkkan kata, 'Aku sayang ayah.' Sang ayahpun tersenyum mendengarkan ucapan anaknya. Kebahagiaan terasa hangat menghiasi keluarganya. Ayah, ibu dan anaknya berlibur bersama membuat hidup menjadi begitu terasa indah.

Sungguh indahnya hidup ini bila kita meluangkan waktu untuk anak-anak kita, berkumpul dan bermain. Sebagai ayah, saya bisa merasakan kebahagiaan ketika sang buah hati mengatakan dengan wajah yang berbinar penuh kegembiraan, 'Aku sayang ayah.' Hati terasa sejuk & indah.

Wassalam,

Kebahagiaan Untuk Sang Buah Hati  

Posted by lakaransakinah in

Jumat malam di Rumah Amalia kedatangan seorang bapak bersama anak dan istrinya. Kehadirannya di Rumah Amalia biasanya sekali waktu mampir untuk berbagi rizki untuk anak-anak Amalia. Kebahagiaan dimalam hari memberikan warna hidup lebih cerah. Menurutnya shodaqoh itu seperti keajaiban dalam hidupnya. Pernah beliau mengalami putrinya yang berusia dua tahun tiba-tiba sakit keras. Suhu badannya panas meninggi. Tubuhnya sempat kejang-kejang. Sampai akhirnya bergegas menuju Rumah Sakit Umum di Jakarta. Setelah diperiksa ternyata putrinya harus dioperasi tetapi harus terlebih dahulu hasil 'check up' Karuan saja sebagai seorang bapak yang bertanggungjawab terhadap keluarganya membuatnya panik. Tentunya fisik yang lemah tidak mungkin untuk operasi.

'Saya hanya bisa memohon kepada Allah agar putri saya bisa selamat dan tidak perlu untuk operasi sampai saya berjanji bila anak saya sembuh akan lebih giat lagi untuk bershodaqoh.' Disaat beliau sedang panik dan tidak hentinya memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala seorang dokter muda menghampiri beliau dan mengatakan bahwa hasil 'check up'nya putrinya tidak perlu dioperasi. Beliau ternganga takjub. Bersyukur kepada Allah. Air matanya mengalir begitu saja tanpa terasa. Tangisannya sampai terdengar. Disaat dirinya tidak lagi berharap, Allah melimpahkan karuniaNya yang begitu besar.

Jumat malam beliau memenuhi janjinya untuk berbagi rizki untuk anak-anak Amalia sebagai tanda syukurnya kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala karena putri yang dicintainya sehat kembali tanpa harus dilakukan operasi. Terlihat putrinya berlarian bersama Hana. terdengar suara anak-anak Amalia sedang membaca surat al-Fatehah. Terlihat mata beliau berkaca-kaca penuh rasa syukur kehadirat Ilahi Robbi. Subhanallah..

--
'Obatilah orang yang sakit dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan berdoa (HR. Baihaqi).

Wassalam,

Bersyukur Sekecil Apapun  

Posted by lakaransakinah in

Pernah di Rumah Amalia seorang ibu bertanya kepada saya, 'kalo hidup saya menderita, apa yang harus disyukuri Mas Agus?' tuturnya dengan setengah memprotes. Kemudian saya menjelaskan bahwa bila kita senantiasa bersyukur sekecil apapun nikmat Allah yang diberikan kepada kita termasuk ketika kita penderitaan maka Allah akan menganugerahkan kebahagiaan untuk kita. Mendengar penjelasan itu beliau menjadi mengerti makna bersyukur. Dalam penuturannya sewaktu kecil mempunyai harapan yang ideal terhadap sosok orang tua karena belum mengerti betapa rumitnya kehidupan, ia berharap orang tuanya tidak melakukan kesalahan yang membuat dirinya malu. Kenyataan yang justru dialami adalah ayahnya justru membuat kecewa. Disaat usianya bertambah, dirinya bisa menerima kenyataan pahit bahwa ayah yang diidolakan ternyata memiliki kekurangan. Ayah menikah berkali-kali, meski semua itu tidak direncanakan, toh perjalanan dalam hidup harus dilalui.

Tidak ada ayah yang sempurna, tidak ada pernikahan yang sempurna, setiap orang bisa melakukan kesalahan yang membuat dirinya nampak tidak sempurna dimata anaknya. Itulah yang terjadi. Bersyukur sekecil apapun berarti melihat sisi baik, meski ayahnya menikah berkali-kali tetapi beliau bertanggungjawab terhadap ibu dan anak-anaknya. Kebahagiaan juga dirasakan dengan keharmonisan sampai tumbuh dewasa dengan baik.

Sampai suatu hari ada kabar bahwa sang ayah menderita sakit keras harus dirawat di Rumah Sakit, ibu itu sebagai seorang anak mendampingi dan merawat ayahnya. Selama sakit ayahnya mengungkapkan perasaan bersalah terhadap anak-anak & istrinya. Perasaan bersalah itulah yang menyebabkan ayah jatuh sakit. Ia sebagai anak mampu memaafkan sehingga kesehatan sang ayah menjadi cepat pulih. Dulu setiap kali melihat sosok ayah selalu saja membuatnya marah. Alhamdulillah, Allah membukakan pintu hatinya sehingga menyadari ternyata memaafkan jauh lebih membahagiakan daripada membenci. Perasaan benci dapatkan menghancurkan karena menimbulkan stres berkepanjangan. Ia dapat merasakan sendiri dengan meninjau ulang pandangannya terhadap ayah, ia dapat melihat kebaikan dan memaafkan kesalahan-kesalahan ayahnya, dengan demikian hatinya menjadi terasa lebih ringan dan lebih indah.

Dengan bersyukur ibu itu sudah berhasil mengatasi perasaan marah dan menggantikannya dengan kasih sayang, keyakinannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ia berhasil mengelola sumber stres itu hingga berhasil mensyukuri keadaan. Belajar dari pengalaman ayah itulah ia menyadari tidak ada orang yang sempurna juga tidak ada perkawinan yang ideal, yang ada adalah keberanian dan ketabahan menghadapi ujian dan cobaan yang Allah berikan agar kita senantiasa bersabar dan bersyukur dalam hidup ini. Akhirnya memaafkan selalu lebih membahagiakan daripada hidup dalam kebencian.

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Bila mendapatkan nikmat, ia bersyukur dan bersyukur itu baik baginya. Bila mendapatkan cobaan, ia bersabar dan sabar itu baik baginya. (HR. Muslim).

Wassalam,

Diambang Kehancuran, Dapat Keberkahan  

Posted by lakaransakinah in

Coba anda bayangkan, bagaimana rasanya hati yang bahagia tiba-tiba ditampar oleh penderitaan? Apakah tidak sakit? Apakah tidak perih rasanya hati? Disaat seperti ini biasanya hati mulai bertanya-tanya, 'Kenapa harus sekarang Ya Allah? Kenapa Engkau beri aku penderitaan dikala aku sedang bahagia seperti ini? Kenapa tidak nanti aja ketika aku sudah kuat?' Itulah yang dituturkan seorang bapak di Rumah Amalia.

Beliau bertutur ditengah kondisi dipuncak kariernya sebagai seorang presdir perusahaa, gajinya terbilang lebih dari cukup, rumah dan mobil mewah dengan kondisi yang tercukupi kehidupan ekonominya, ditambah lagi dengan istri dan anak-anaknya yang mencintainya. Tapi tiba-tiba perusahaan yang pegangnya diambang kehancuran karena adanya keharusan membayar kembali proyek besar yang dikerjakan gagal sesuai dengan jadwal karena adanya kesalahan pengerjaannya, anak-anak dan istrinya juga ikut merasakan kecemasan namun tetap masih setia mendampingi dirinya. Namun yang berat dalam hidupnya disaat bersamaan anaknya jatuh sakit yang segera dirawat di Rumah Sakit karena kena DB. Hal ini tentunya diluar apa yang diperkirakannya, berada diatas puncak kariernya malah mendapatkan kejutan yang tidak diperkirakan.

Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya mencoba instropeksi diri, beliau menyadari sejak lama sudah lama meninggalkan kewajibannya, boro-boro shodaqoh, menjalankan sholat lima waktu aja hampir tidak pernah dikerjakan, akibatnya dengan kejadian pahit ini membuat hidupnya menjadi terasa hampa. Tersadar akan hal itulah yang membuat beliau berkenan untuk datang ke Rumah Amalia, beliau berniat untuk bershodaqoh agar perusahaan yang diambang kehancuran bisa terselamatkan dan anaknya yang sedang dirumah sakit bisa segera sembuh.

Seminggu kemudian anaknya yang sedang di Rumah Sakit sudah boleh pulang. Perusahaannya step by step sudah mampu menyelesaikan semua keuangan akibat dari kegagalan proyek yang dikerjakan bahkan kerugiannya diganti oleh perusahaan asuransi. Sebulan kemudian perusahaannya mendapatkan tiga tawaran proyek, roda kembali berputar. Perusahaan, keluarga dan hidupnya dirasakan lebih indah & lebih membahagiakan. Keberkahan demi keberkahan kerap dirasakannya. Sejak kejadian itu keyakinan beliau bahwa dengan mendekatkan diri kepada Allah, giat menjalankan sholat fardhu dan rajin menyisihkan rizki untuk bershodaqoh akan membuat dirinya dilimpahkan keberkahan oleh Allah, menyelamatkan perusahaannya, menyembuhkan kembali anaknya yang sedang sakit, menyehatkan hati, juga tidak kalah penting adalah kebahagiaan bagi keluarganya.

'Alhamdulillah Mas Agus, disaat perusahaan & hidup keluarga kami diambang kehancuran, Allah melimpahkan keberkahannya, menyelamatkan perusahaan & keluarga kami.' Ucap beliau sore itu di Rumah Amalia. Air matanya mengalir begitu saja dengan derasnya. Isak tangis bahagia istrinya yang tak henti mengucap hamdalah, puji syukur kehadirat Allah.

'Orang2 yang menginfakkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang2 yg mampu menahan amarah serta pemaaf terhadap kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang2 yg berbuat baik.' (QS. Ali Imran : 134).

Wassalam,

Keberkahan Sholat Fardhu  

Posted by lakaransakinah in

Ada seorang teman bertutur, 'Saya bekerja di Daan mogot Jakarta, sementara istri dan anak masih tinggal bersama mertua di Cikampek, dan pulang ke Cikampek setiap malam Jumat dan hari Sabtu. Malam jumat seperti biasanya saya pulang ke cikampek, pas kebetulan waktu itu habis gajian jadi sekalian saya beli susu buat anak. Saya menyegerakan sholat maghrib.

Setelah sholat maghrib saya pulang naik bis mayasari jurusan jati bening, didalam bis saya berpikir nanti sholat isya di jati bening ato sampe dirumah. namun akhirnya saya mantap sholat isya di jati bening, alhamdulillah setelah selesai sholat saya langsung dapat bis Kramat jati yang kebetulan agak kosong arah purwakarta keluar tol cikopo, yang biasanya saya kalau menunggu bis paling tidak 30 menit baru dapat. Saya duduk sendirian dan tas yang berisi susu, berkas kantor dan hp saya taruh di bangku sebelah saya, sementara jok belakang saya ada 5 penumpang lainnya yang sama duduk sendirian di setiap bangkunya. karena kecapean saya tertidur di bis. Sampe di Cikopo, saya bangun dan langsung turun tanpa membawa tas dan langsung naik angkot jurusan Cikampek, namun setelah angkot jalan kurang lebih 20 meter saya baru sadar klu tas ketinggalan di bis.

Akhirnya saya turun dan naik angkot jurusan purwakarta untuk mengejar bis tersebut, dalam perjalanan tak henti2nya saya berdzikir dan berdoa, Ya Allah kalo memang tas dan isinya masih rezeki dan milikku pertemukan dengan bis tersebut, tapi kalo memang bukan hakku lagi, saya ikhlas dan saya sedekahkan bagi yang menemukannya dan semoga menjadi sarana ibadah buat yang menemukan. Alhamdulillah, Allah masih mengabulkan doa saya... setelah hampir sampai terminal Purwakarta, bis tersebut berhenti dan akhirnya tas lengkap dengan isinya kembali ke tangan saya.. Subhanallah... saya tak henti-hentinya mengucapkan kalimat syukur.. Ya Allah hanya Engkaulah yang Maha Pengatur semua atas kejadian di muka bumi ini.. semoga cerita ini pelajaran bagi kita semua yang belajar sholat tepat waktu dan rajin bershodaqoh.

Wassalam,

Sholat Mengobati Kegelisahan Hati  

Posted by lakaransakinah in

Awalnya dari kegelisahan yang begitu dahsyat. Hidupnya terasa kosong meskipun bergelimang harta. Hatinya selalu gelisah dan tidak menikmati apapun yang selama ini dijalani dalam hidup ini. Sore itu di Rumah Amalia saya kedatangan tamu seorang bapak. Bapak itu bertutur. 'Allah telah memberikan rizki begitu banyak kepada saya, apakah yang saya lakukan dengan harta yang berlimpah? sudahkah saya bersyukur? sepertinya semakin berlimpahnya rizki malah membuat saya semakin jauh dari Sang Pencipta. Entah kenapa?'

Banyak hal membuat dirinya semakin gelisah dan ketakutan. Semakin menghentak-hentak hatinya yang paling dalam. Bermula dari rasa takut dan gelisah itu, beliau mencoba untuk mencari jawaban dalam dirinya sendiri. Lalu bertanya kesana-kemari. Tanpa rasa malu, dulu seringkali beliau selalu mencibir orang lain yang taat menjalankan ibadahnya sebagai orang yang 'sok suci' namun sekarang tidak segan bagi dirinya bertanya pada sesama rekan kerjanya untuk bertanya masalah-masalah kecil tentang agama. Lalu terjadi dialog panjang, rasa ingin tahunya semakin besar. Apa yang didapatkan dari penjelasan teman-temannya sekantor semakin membuatnya berpikir keras. Uraiannya yang sederhana tapi padat membuat dirinya semakin ingin mendalami spiritualitas.

Pada suatu hari dirinya sedang membersihkan rumahnya, disaat sedang membersihkan rumah menemukan sebuah buku yang ternyata al-Quran dan ada terjemahannya. Sepintas dibukanya buku itu dan dibacalah isinya. Surat Ar-Rahman yang artinya, 'Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?' Ayat ini membuat hatinya bergetar. Rasanya ada yang menohok hatinya, terasa perih tak tertahankan. 'Ya Allah, Ya Rabb..' ucapnya lirih. Air matanya menetes mengalir. Ayat ini begitu luar biasa maknanya. Tubuhnya bergetar. Seolah Allah Subhanahu Wa Ta'ala sedang menegur dirinya dengan membaca ayat itu.

Pengalaman itu membuat hatinya bertekad untuk belajar sholat dengan baik dan benar. Secara diam-diam beliau membeli buku tuntunan sholat. Dipelajari buku itu dan sekaligus dipraktekkan dalam kamar di setiap malam. hal itu dijalaninya hampir satu tahun. 'Saya mulai bisa merasakan sholat membawa pengaruh dalam menentramkan hati saya..Mas Agus..' tuturnya. Kegelisahan terasa diobati dengan menjalankan ibadah sholat yang dilaksanakannya secara diam-diam. Akhirnya tanpa disengaja anak-anak dan istrinya memperhatikan perubahan perilaku beliau sebagai kepala rumah tangga. Lebih sabar dan lebih sayang kepada keluarga. 'Anak-anak dan istri saya sampai menangis mendengar cerita saya tentang bagaimana saya menjalankan sholat secara diam-diam selama setahun lalu. Mereka tidak menyangka saya akan berubah,' lanjut beliau. Sejak beliau menjalankan ibadah sholat lima waktu dengan tertib hanya telah menjadi tentram dan keluarganya menjadi bahagia. 'Saya menyakini dengan sepenuh hati, sesungguhnya sholat adalah obat hati yang sedang gelisah.' Ucap beliau dipenghujung pertemuannya dengan kami. Subhanallah..

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra'ad: 28).

Wassalam,

Keberkahan Ditengah Badai Kehidupan  

Posted by lakaransakinah in

Air matanya mengalir begitu saja, tangis dan isak tak kuasa dibendungnya. Keputusannya adalah pilihan hidup. Hatinya terasa perih tapi semua membuat dirinya menjadi tegar. Kehidupan bagai drama yang penuh konflik dan intrik. Ada perang batin dihatinya. Keteguhannya untuk menjadi orang yang baik diterpa gelombang samudra kehidupan tiada habisnya, kemudian harus ada pula cerita perkawinannya yang kandas ditengah batu karang. Semua itu tetap dijalaninya dengan tegar. 'Keteguhan saya dalam menerima semua cobaan ini semata-mata karena dalam hati saya telah ngendap iman.' begitu tuturnya pada saya malam itu di Rumah Amalia. Anak-anak bersenandung shalawat pada Nabi, shalawat itu menyejukkan hati siapa saja yang mendengarkan. Sebuah oase dalam gurun yang tandus dan gersang ditengah kehidupan metropolitan yang tiada habis mengejar nafsu duniawi. Berlimpah dalam materi namun kering kerontang dalam spiritualitas. Ditengah ramai dan maraknya namun merasa sepi dan sunyi dalam kesendirian. Shalawat itu bagai hujan rintik-rintik setelah musim kemarau yang berkepanjangan. Suaranya lembut, merdu, menyentuh hati yang paling dalam.

Shalawat membuat hati sang ibu yang malam itu datang ke Rumah Amalia menangis. Dari kecil, dirinya sudah berlagak seperti artis, menyanyi, bermain sinetron bahkan ketika beranjak dewasa sampai harus pergi ke Jakarta untuk menjadi audisi poto model. Awalnya orang tuanya melarang namun tekad keras mampu melunakkan hati orang tuanya. Bukan kesuksesan yang didapat, dirinya malah terjerumus didunia malam. Kesadarannya menyentak. Tatkala pada suatu malam dirinya mendengarkan suara adzan. Suara itu mengingatkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar. Banyak diantara teman-temannya melecehkan dan mengatakan 'sok alim,' 'sok suci,' bahkan sampai diancam dan teror dari orang-orang yang tida suka atas keputusannya.

Ditengah kegalauan hidupnya menentramkan hatinya, Sang Khaliq mempertemukan dirinya dengan seorang laki-laki yang membimbingnya. kehidupan rumah tangganya terasa begitu indah dan damai. orang tuanya sampai menangis tersedu melihat perubahan dalam diri putrinya. Ayahnya yang bijak selalu mengingatkan bahwa hidup adalah 'senandung hati yang tidak pernah menentu.' karena mengikuti irama hati yang senantiasa berubah. Hanya berserah diri kepada Allohlah yang akan menyelamatkan dirinya. 'Ketika saya benar-benar berserah diri kepada Allah untuk berjalan yang lurus, saya mendapatkan kekuatan batin yang luar biasa Mas Agus Syafii. Badai gelombang kehidupan datang silih berganti. jika bukan karena iman, hidup saya sudah terpuruk.' tuturnya. 'Cobaan yang paling dahsyat adalah disaat saya harus menerima kenyataan perkawinan saya harus berakhir,' lanjutnya. Sementara dua anak yang kami sayangi telah terlahir didunia. kehidupan keluarga kami yang begitu indah kemudian mesti berpisah, 'bagi saya itu cobaan teramat berat.' katanya dalam isak dan tangis. Malam itu setelah sang ibu mengambil air wudlu, kami bersama-sama anak-anak Amalia berdoa untuk ketabahan hati beliau agar dikuatkan imannya agar ikhlas menerima 'garis kehidupan' yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Sampai pada suatu hari beliau bertemu jodohnya kembali, mendapatkan suami yang bisa menerima apa adanya dan bisa menjadi imam yang baik bagi dirinya bersama kedua anaknya. Rasa syukur dipanjatkan kepada Allah diucapkan berkali-kali. 'Terima kasih ya mas agus sudah menguatkan hati saya..'katanya. Senandung hati telah berubah dalam kegembiraan, menebarkan cinta dan kasih sayang untuk anak-anak yang disayanginya. Keberkahan terasa pada dirinya memancar pada setiap langkah membawa kebaikan dan ketenteraman bagi orang-orang disekelilingnya. Subhannallah..

Wassalam,

Hati Yang Tersakiti  

Posted by lakaransakinah in

Pernah di Rumah Amalia ada Ibu muda mengeluhkan perkawinannya yang terbilang muda sedang dihadapkan masalah. Semasa gadisnya adalah orang yang mendiam, merasa memiliki banyak kekurangan, berasal dari keluarga 'broken home.' Sampai kemudian mengenal seorang pemuda yang mampu membuatnya menjadi periang sampai kemudian menikah. Di awal perkawinan terasa indah, dengan dihiasi canda & tawa bersama-sama. Namun semua itu perlahan menjadi berubah, ditengah kesibukan masing2 bekerja, jarang ada percakapan, apalagi sampai bercanda. Bukan karena cinta telah hilang tetapi lebih karena berhati-hati agar tidak melukai perasaan suami.

Terkadang suami melontarkan kata-kata kasar. Sampai istrinya takut salah ngomong atau menyinggung perasaan pasangan hidupnya. Pernah dulu sewaktu belum menikah, Ibu mertuanya mengingatkan agar bersabar karena suaminya adalah orang yang temperamental karena itu istri lebih memilih diam daripada berlarut2 dalam pertengkaran. Sang istri mengerti maksud suami mengingatkan atau menasehati tetapi seringkali istri tersakiti hatinya oleh ucapan suami yang kasar. Disaat seperti itulah istri merasa bersalah & berdosa karena telah membuat marah suami. Tak bisa memberikan support, tak bisa menjadi yang terbaik sebagai pendamping hidup bagi suaminya. Ditengah kebingungan, terlontar pertanyaan, apa yang harus saya lakukan Mas Agus? Kenapa terasa berat saya menjalani hidup ini?'

Saya kemudian menjelaskan kepadanya, umumnya didalam perkawinan muda banyak hal yang harus disesuaikan, ketidaknyamanan karena hambatan komunikasi antara suami istri seringkali terjadi karena perbedaan karakter. Perbedaan karakter dapat menjadi indah bila kita mampu mengolah, memadukan, meski tak jarang juga dapat membuat sakit hati yang tiada terobati. Perkawinan memang penuh kejutan. Inilah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya terutama bagi mereka yang tidak pernah mempersiapkan diri atau salah persepsi tentang makna perkawinan. Persiapan mental & pisik adalah hal yang mutlak sebelum seseorang masuk dalam gerbang perkawinan. kekokohan dalam agama juga menentukan seberapa sanggup menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah.

Kebanyakan orang ketika sedang menghadapi permasalahn dalam rumah tangga mudah sekali untuk mengucapkan kata 'pisah,' meninggalkan pasangannya atau bercerai. Tentu saja hal itu bukan sebuah penyelesaian. Perkawinan yang begitu indah dengan mudah sekejap runtuh. Hanya terkadang masalah2 yang sederhana. Mendorong untuk memulihkan kembali hubungan & mempersatukan kembali keluarga yang retak harus tetap diupayakan. Tidak ada suami yang sempurna, tidak ada istri yang sempurna karena setiap pasangan hidup kita bisa melakukan kesalahan tanpa disadarinya, tugas kitalah yang meluaskan hati, memaklumi & memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanya akan kokoh bila dilandasi bahwa setiap masalah kita bersandar kepada Allah, Sang Pemilik kehidupan. Itulah sebabnya penting untuk kita setiap masalah apapun sebagai wujud kasih sayang Allah.

Kebahagiaan di dalam keluarga, pasangan suami istri bisa mengarungi bahtera kehidupan dalam menghadapi badai & gelombang kehidupan hanya dengan menyandarkan diri kepada Allah. Komunikasi, saling menyesuaikan diri dengan pasangan, pengorbanan, ingin selalu memberi, memaklumi & memaafkan hanya akan hadir bila di dalam hati kita ada keimanan pada Allah maka Allah melimpahkan keindahan dalam keluarga kita. 'Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuarngan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yang sabar, yaitu orang2 yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, 'Inna lillahii wa innaa ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah & rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang2 yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

Wassalam,

Bangkit Dari Keteperukkan  

Posted by lakaransakinah in

Jika seseorang diberi kemiskinan atau kekurangan, sesungguhnya ia diuji dengan kemiskinan dan kekurangannya itu. Apakah ia bisa bersabar & tabah menerima segala kesulitan hidup yang dialaminya. Sedangkan jika diberikan kekayaan dan kesebihan ia juga sedang duji dengan itu. Apakah kelebihan itu ia bisa memanfaatkannya untuk hal-hal yang baik dan tidak melupakan Allah sebagai Yang Maha Kuasa yang memberi semua itu untuknya. Banyak sekali orang yang sombong, merasa semua kelebihan itu adalah miliknya, padahal semua itu pemberian sekaligus ujian dari Allah.

Itulah yang terjadi pada seorang pengusaha dibidang travel yang memiliki pengalaman pahit yang datang ke Rumah Amalia. Beliau bertutur ketika menjelang lebaran peristiwa pahit menimpa dirinya. Dia berpikir untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat, karena ada perbedaan jatuhnya hari raya menyebabkan kerugian yang cukup besar. Sampai akhirnya menjual semua asetnya untuk menutupi hutang.

Kondisi itulah yang menyebabkan tekadnya semakin bulat untuk bershodaqoh di Rumah Amalia. Dulu dirinya orang yang tidak pernah percaya untuk apa orang bershodaqoh, hanya buang2 duit. Beliau belum mengerti shodaqoh adalah logika keberkahan. Dikala orang dalam kondisi senang atau susah, bahagia atau derita, diposisi puncak karier atau dibawah, shodaqoh memberikan kebahagiaan, kesehatan, keselamatan & berlimpahnya rizki. tekadnya untuk bershodaqoh karena Allah membuatnya menjadi yakin bahwa rizki Allah yang mengaturnya.

Beberapa bulan kemudian beliau bersama istrinya membuka warung nasi padang, usahanya jauh lebih berkembang pesat dan lebih baik daripada usaha travel sebelumnya dan yang lebih membahagiakan keluarganya tidak lagi dikejar-kejar penagih hutang. Bangkitnya ditengah keterpurukan tidaklah mudah, hanya dengan kekuatan iman kepada Allah yang membuat dirinya tetap tegar. Ibadah semakin ditingkatkan, keluarganya senantiasa diingatkan agar tidak lupa melaksanakan sholat lima waktu

wasalam