Dua Ujian Berat  

Posted by lakaransakinah in

Laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Hatinya tersenyum seolah bicara, tak ada hidup yang sempurna tanpa ujian. Sebagai seorang muslim beliau banyak diberikan kemudahan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kehidupan datar dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam karier. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain.

Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur, terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya.

Ujian keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya. Istrinya terserang kista dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi jika hamil lagi. Tentu saja sebagai suami hal itu membuatnya sangat terpukul dengan pernyataan itu. Dia teringat bagaimana masa2 indah dilalui berdua & dirinya sangat khawatir terhadap kondisi sang istri. Kemudian dia berinisiatif untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia. Sungguh menakjubkan, ternyata kista istrinya bisa sembuh tanpa harus operasi. Terlebih kehamilan yang kedua telah membuat hidupnya menjadi terasa bahagia. Kelahiran anak yang dinanti memhiasi indah hidup ini dengan penuh syukur.

Dua ujian berat semakin menyadarkan beliau dan keluarganya agar semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Terlebih dengan kehadiran sang buah hati, seolah diberikan anugerah yang tiada tara. Sehingga beliau berjanji tak akan pernah berhenti untuk bersyukur. Dengan bershodaqoh sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Beliau bertutur malam itu di Rumah Amalia, ' Saya sadar, Allah itu Maha Baik. Allah selalu memberikan apapun yang kami mohonkan.' Subhanallah..

--
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman: 77)

Wassalam,

Diguncang Derita  

Posted by lakaransakinah in

Kehidupan adalah misteri. Banyak hal tidak pernah dimengerti bagaimana setiap peristiwa & kejadian bisa menimpa diseseorang secara tiba-tiba tanpa diduga ataupun disadarinya. Hidup bagai diguncang derita, guncangan itu telah mengoyak hatinya. Itulah yang terjadi pada seorang ibu separuh baya, perempuan yang begitu tegar dalam hidupnya. Pernikahannya mengalami kegagalan. Hatinya menjadi gundah, air matanya mengalir dengan penuh kepasrahan. Walau hanya dengan 'kaki sebelah' dirinya sanggup untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan ketiga anaknya. perlahan semuanya membaik, Anak-anaknya bangkit. Sampai kemudian mendapatkan promosi jabatan diperusahaan tempatnya bekerja. Beliau dipercaya untuk menduduki jabatan yang lumayan diperusahaannya.

Tak lama guncangan derita berikutnya tiba, ketika dirinya diharuskan berhadapan dengan pengadilan karena urusan sengketa. Sekuat apapun sebagai seorang perempuan. Dalam kesendiriannya merenungi kepahitan hidup yang bertubi-tubi. Beliau menyadari sejak lama sudah lama menjauhkan diri dari Allah. Nikmat yang begitu melimpah hampir tidak pernah disyukurinya karena sebagai bentuk protes kepada Allah atas kepahitan yang dialaminya. Sholat Fardhu yang dulu senantiasa dikerjakan sudah lama ditinggalkan. Kepahitan, kecewa, marah telah membuat hidupnya menjadi hampa & kehilangan makna. Malam itu di Rumah Amalia beliau berniat untuk bershodaqoh agar urusan sengketanya dipengadilan segera selesai.

Sampai kemudian keputusan pengadilan menyatakan dirinya menang, banyak teman-temannya yang terheran bagaimana mungkin dirinya bisa menang dipengadilan? 'hanya Allah yang Maha Mengatur semuanya.' begitu jawabnya. 'Saya rasakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat sayang kepada kami sekeluarga, ketika kami jauh dari Allah karena musibah datang bertubi-tubi, Ternyata Allah masih menyayangi & melindungi kami. 'Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.' ucapnya dengan penuh rasa syukur.

'Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tidak ditimpa sesuatu bencana & mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. ali Imran : 173-174).

Wassalam,