Dunia Hanya Pinjaman  

Posted by lakaransakinah

Harta Dunia Hanya Sementara.

Bahagia itu ada di dalam hati.Bahagia itu ada di  dalam jiwa.Carilah kebahagiaan di dalam hati sanubari dan kebersihan jiwa.

Pada masa kini, dengan jelas kita dapat melihat ramai manusia yang begitu mabuk dan mendambakan harta kekayaan duniawi.Dalam mencari harta, manusia tidak ubah seperti meneguk air di tengah panas terik.Setelah diminum, maka hilanglah sekejap rasa dahaganya.Tapi kemudian dahaga itu akan kembali sehingga sehingga mereka akan mencari air yang mungkin menjanjikan kenikmatan dari air yang pertama.Malah, mereka saling merebutnya,tindas menindas kerananya, ego, dendam, saling membenci, iri hati, rakus bahkan sanggup melakukan perbuata keji dan terkutuk hingga sanggup merendahkan tarafnya setaraf dengan haiwan. Semua ini kelihatan jelas dan nyata di tengah-tengah masyarakat yang kosong dari nilai-nilai keimanan.Namun, hanya imanlah yang yang dapat menyucikan jiwa manusia dan meluruskan hubungan mereka dengan harta kekayaan dunia.
Benarlah perumpamaan di dalam Al-Quran yang menyebut bahawa nikmat dunia hanyalah satu permainan yang melenakan yang sesungguhnya tidak mampu memberi kepuasan sejati kepada manusia.Sesungguhnya nikmat yang sebenar-benarnya hanyalah di dalam syurga Allah S.W.T.
Godaan dunia memang begitu mempersonakan ,membutakan mata hati,bahkan meracuni kesuciannya hingga kita menuju ke gerbang kematian..Padahal jika kita renungkan kembali harta yang dimiliki tidak akan bermanfaat jika tidak digandingkan dengan iman dan amal soleh.Orang yang beriman tentunya mengiginkan agar hati hatinya dapat memancarkan cahaya untuk mengenal Allah dengan pancaindera keenam.Namun, hal itu tidak akan dapat dirasakan jika didalam hatinya masih ada goresan-goresan gambaran keadaan dunia.
Seseorang yang beriman hendaklah meyakini dengan sepenuh hatinya bahawa harta yang dimilikinya adalah kurnia dan titipan dari Allah s.w.t. semata-mata. Sesungguhnya harta adalah satu bentuk nikmat yang tidak abadi yang sama sekali tidak dapat membantu kita kelak di akhirat jika kita tidak menggunakan dan membelanjakannya dijalan yang benar.Maka sudah seharusnya harta yang kita miliki digunakan untuk menunaikan tanggungjawab dalam hidup ini iaitu beribadah kepada Allah s.w.t.Sesungguhnya Allah lah yang membahagikan rezeki kepada seluruh umat manusia dengan perbagai dasar dan kebijaksanaan serta ilmunya.
Islam telah mengatur pengagihan harta diantara manusia dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang baik dan mulia jauh dari kebencian, permusuhan, kedengkian, permusuhan,dan kedengkian diliputi perasaan saling mencintai, mengutamakan orang lain, qanaah, kasih sayang dan belas kasihan sesama manusia.
Islam telah menetapkan hukuman bagi orang yang dikuasai oleh nafsunya sehingga menzalimi hak orang lain. Malah Islam juga telah mengaturkan cara mencari harta dan membelanjakannya dengan cara halal.Mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah dijalan Allah merupakan usaha mendidik, menunduk dan melatih jiwa untuk mengalah kecintaan terhadap harta serta menganjurkan untuk mengasihani orang-orang fakir miskin dan mereka yang memerlukan.Hal ini juga bermaksud untuk menimbulkan rasa tanggungjawab terhadap masalah-masalah umat islam,negara dan perjuangan di jalan Allah.
Semua ini dapat membentuk peribadi muslim yang mulia.Alangkah rindunya orang-orang beriman kepada keperibadian tersebut.
Orang yang melaksanakan perintah Allah s.w.t. untuk mengeluarkan zakat,infak dan sedekah di jalanNya merasakan bahawa harta yang dimiliki mereka pada hakikatnya adalah milik Allah Tuhan yang maha kuasa. Oleh itu,mereka menggunakannya seiring dengan perintah dan ajaran pemilikNya. Mereka menyedari bahawa adalah tidak halal baginya mengumpul dan membelanjakan harta dengan cara dengan cara yang menyimpang dari aturan-aturanNya.Orang yang beriman memandang bahawa harta merupakan sesuatu yang digunakan untuk mentaati Allah s.w.t. dan mengumpul harta bukanlah tujuan terakhir.
Dengan itu,harta akan berada ditangan kita untuk digunakan dan dimanfaatkan bukan semata-mata menguasai dan menghimpunnya dan menjadi sihir bagi kita dan memanfaatkan diri kita untuk menjadi hambanya dan membanggakannya sehingga akhirnya harta tersebut menjadi satu kesibukan buat diri kita.Inilah yang dinamakan bertuhankan harta sehingga ia seakan-akan menjadi tuhan dalam hidup dan kehidupan kita.. Nauzubillahi min dzalik.
Sesungguhnya, kebahagiaan yang sebenar-benarnyaitu hanya terletak didalam hati yang mampu mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan.Namun,ia hanya ada pada jiwa insan-insan yang sentiasa mendambakan keredhaan Allah atau pada fikiran yang sentiasa berada dalam kebenaran. Kebahagiaan itu sebenarnya berasal dari keimanan yang mendalam, ketaatan yang tulus atas segala ketentuan Allah dan kelapangan hati dalam menerima perintah dan laranganNya.
Ya,bahagia itu ada didalam hati.Bahagia itu ada didalam jiwa.Carilah kebahagiaan di hati sanubari dan kebersihan jiwa.Keakraban anda dengan Allah akan lebih menjaminkan kebahagiaan dan ketenteraman dibandingkan dengan harta benda.Harta sememangnya harus dicari tetapi harus dilandasi dengan kekayaan rohani!! aminn..

Jadilah Mukmin Yang Kuat  

Posted by lakaransakinah

Jadilah Mukmin Yang Kuat

By: M. Agus Syafii

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda, 'Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah. Namun keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal2 yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, janganlah engkau lemah. (HR. Muslim). Itulah sebabnya, jika hendak memilih teman sejati atau pasangan hidup sesungguhnya, lihatlah dirinya ketika menghadapi masalah dan bagaimana cara dia menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sosok pribadi yang sesungguhnya terlihat disaat bagaimana dia menyelesaikan masalahnya.

Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali target ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan dibutuhkan waktu lebih lama, kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu wa katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu. Jadi tingkat kesulitan berhubungan dengan tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justru harus siap menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.

Kita didesain oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sempurna, memiliki akal sebagai alat berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal kita bisa memecahkan masalah yang sulit, dengan hati kita bisa menerima kenyataan yang pahit, dengan nurani kita bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri, dengan syahwat membuat manusia dinamis mencari dan dengan hawa nafsu kita menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.

Kita di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di sisi lain kita juga menyukai kesulitan. Kita tidak selalu lari dari kesulitan, sebaliknya justru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan, maka dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan. Mahasiswa berlomba naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil mencari medan berlumpur, yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap agustusan orang ramai-ramai memanjat pohon pinang yang dilumuri olie, yang sudah punya dua kaki justeru berlomba lari dalam karung.

Banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa? karena kita memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada umumnya hanya melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi belum tentu sampai kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi kesulitan, tetapi tidak semua kesulitan membuat susah. Ada keindahan dalam kesulitan yaitu disaat kita menyandarkan semua kesulitan kepada Sang Khaliq.

Wassalam,